17 November nanti. Akan digelar dialog akbar. di Masjid Az-zikra, Sentul, Bogor. Tema dialognya tentang Khilafah. Undangannya terbuka, buat ummat Islam se-dunia, katanya. Di mana pun berada boleh hadir. Kalau ummat Islam hadir semua, saya yakin masjidnya gak bakalan muat.

Yang menarik: pembicaranya. Namanya Abdul Qodir Hasan Baraja. Dalam selebaran undangan, dia disebut Kholifah atau Amirul Mukminin. Sebagai orang Islam, saya baru tahu ada Amirul Mukminin,  kapan diangkatnya, siapa yang memilih dan bagaimana mekanismenya? Gak jelas.

Baca juga: Bila Syaikh Zarnuji, Melihat Video Viral Siswa Kendal

Tapi, dialog berskala internasional itu batal digelar. Polres Bogor tak beri izin. Alasannya, acara itu mirip ideologi HTI, organisasi terlarang di Indonesia. Yang ingin mengganti Pancasila dengan Khilafah.  Kapolres Bogor, AKBP Andy M Dicky juga memperingatkan pengelola Masjid Az zikra agar tak memfasilitasi acara itu.

Meski batal, tetap ada faedahnya. Setidaknya, saya jadi tahu, bahwa selain HTI, ada organisasi lain yang juga bercita-cita ingin mendirikan sistem negara khilafah. Mereka ingin gerakan kekhilafahan itu dimulai dari Indonesia.

Sekjen Ikatan Sarjana NU, M Khalid Syeirazi, bikin satu tulisan menarik di dinding facebooknya, tentang acara di Sentul itu. Juga membongkar siapa Abdul Qodir Baraja? Berikut tulisan ustad Khalid Syeirazi.

Baca Juga: Gaya Millenial ala Yenny Wahid

Siapakah Abdullah Baraja? Dia bukan orang baru dalam kancah gerakan Islam militan. Boleh dikata Baraja adalah alter-egonya Abu Bakar Ba’asyir. Keduanya teman sejawat waktu nyantri di Gontor.

Sewaktu Sungkar dan Ba’syir ditangkap aparat, Baraja menggantikan kepemimpinan Ponpes Ngruki dan meneruskan rekrutmen kader-kader DI/NII di Jawa Tengah dan DIY.

Di antara kader potensial yang berhasil direkrut pada masa itu adalah Fihirudin Moqthie alias Abu Jibril dan Irfan S. Awwas (adik kandung Fihirudun, sekarang Ketua Lajnah Tanfidziyah Majelis Mujahidin).

Selepas Sungkar, Amir JI yang disegani, wafat pada 1999, kepemimpinan jatuh ke tangan Abu Bakar Ba’asyir, tetapi tidak mulus. Ba’asyir tidak pernah secara resmi diangkat sebagai Amiri JI sesuai PUPJI, karena itu dia bersedia menerima jabatan sebagai Amir Majelis Mujahidin pada 2000.

Tahun 2006, Ba’asyir keluar dari MMI dan mendirikan JAT pada 2008. Pada 2010, Ba’asyir  ditahan dan divonis bersalah dengan hukuman 15 tahun penjara atas tuduhan mendanai pelatihan militer Aceh.

Di Nusakambangan, Ba’asyir bertemu Aman Abdurrahman dan dibujuk berbaiat kepada ISIS. Anaknya, Abdur Rochim Ba’asyir, kecewa dan mendirikan Jamâ’ah Anshârus Syarîah (JAS) pada 2014.

Nama Baraja selama periode transisi JI ke JAT, JAT ke JAD dan JAS tidak terlalu menonjol. Kini tiba-tiba dia nongol dengan jabatan baru, Khalifah/Amirul Mu’minin. Ngedap-ngedapi. Dia baru dapat SK dari langit dan turun ke bumi mewartakan nubuat khilafah.