Sejak tiga hari terakhir publik Tanah Air geger akibat ulah Ratna Sarumpaet. Pengakuannya di hadapan tokoh-tokoh oposisi bahwa dirinya dianiaya memicu kontroversi.

Terang saja. Wanita 70-an tahun dipukuli oleh sejumlah laki-laki sampai babak belur. Nurani siapa yang tak terganggu?

Namun, semua berakhir antiklimaks ketika wanita yang dikenal kritis terhadap pemerintahan Joko Widodo itu mengaku berbohong. Wajahnya yang lebam nyatanya bukan karena dipukuli, tapi efek operasi plastik.

Ramai-ramai orang mengecamnya. Mereka yang kadung tertelan hoax buatannya kalap. Mungkin lantaran malu serangannya yang membabi buta terhadap lawan politik berdasar keterangan palsu.

Politik Kebangsaan: Agar Kehidupan Berbangsa Tak Tercabik

Masyarakat Indonesia selalu kebanjiran hoax setiap mendekati tahun Pemilu. Tapi di antara riuh rendah orang-orang yang saling serang itu, para pencinta Gus Dur dan penerus perjuangannya tampil sebagai kelompok yang bisa mendinginkan.

Politik kebangsaan, begitu prinsip yang mereka anut. Semasa hidupnya, Gus Dur memang tak melulu bicara tentang politik praktis. Seringkali gagasan-gagasannya justru melampaui itu. Mulai persatuan, keadilan, kesetaraan di depan hukum, dan tentu saja kemanusiaan.

Namun, politik kebangsaan hanyalah satu aspek pemikiran dan gerakan yang perlu disuarakan. Sementara aspek lain, yakni politik praktis, tak bisa diabaikan begitu saja.

Maka, tak berlebihan jika para penerus perjuangan Gus Dur menginginkan adanya perwakilan suara mereka di tataran politik praktis. Menjawab hal itu, Yenny Wahid yang merupakan Direktur Wahid Institut, menyatakan kembali ke pentas politik Tanah Air.

Berharap Banyak kepada Yenny Wahid

Langkah pertamanya adalah dengan menyatakan dukungan kepada capres petahana, Joko Widodo. Tim pemenangan Jokowi-Ma’ruf pun menyatakan akan segera menempatkan Yenny di posisi yang strategis, agar konsolidasi pemenangan lekas terselenggara.

Menurut Hasto Kristiyanto, sebagaimana diberitakan oleh Kompas.com, Yenny Wahid mempunyai kontribusi yang besar bukan hanya dalam pergerakan kaum wanita tapi juga generasi milenial.

Tapi, demikian lanjutnya, tim pemenangan Jokowi-Ma’ruf tak ingin menjadikan kaum wanita sebagai bahan eksploitasi. Perempuan-perempuan Indonesia harus diposisikan di tempat-tempat yang strategis. Tak hanya dijadikan alat untuk menambah perolehan suara.

yenny wahid mengirimkan bantuan untuk gempa palu dan donggala

Yenny Wahid Foundation serahkan bantuan ke korban gempa dan tsunami di Palu dan Donggala sebagai wujud keprihatinan terhadap para korban. Sumber foto: duta.co

Dengan naiknya Yenny Wahid di kancah perpolitikan nasional, sebagian pihak berharap ajaran Gus Dur bisa diimplementasikan dengan lebih baik. Selama ini mereka yang setia menyuarakan politik kebangsaan ala Gus Dur berperan sebagai alat kontrol. Ke depan, mereka berharap ada perwakilan yang bisa lebih lantang menyuarakan gagasan-gagasan mereka.

Yang tak kalah penting, masuknya motor penggerak politik kebangsaan ke kubu salah satu capres itu diharapkan bisa memperbaiki kondisi perpolitikan Tanah Air yang akhir ini dikotori oleh berita-berita hoax. Yang terbaru dan paling masif tentu saja yang dibuat oleh Ratna Sarumpaet dan diamini oleh para politisi yang menelannya bulat-bulat.