#JanganSuriahkanIndonesia menjadi trending topic pada Jumat (2/11) kemarin. Sejumlah warganet berkicau menanggapi isu yang belakangan ramai dengan tagar tersebut.

Penelusuran NUPinggiran, tagar itu bermula dari ajakan Habib Abubakar bin Hasan Assegaf. Beliau adalah Wakil Rais Syuriah PCNU Kabupaten Pasuruan.

Habib Abubakar mengajak warganet menggunakan tagar tersebut melalui akun Twitter pribadinya. Tepatnya pada 31 Oktober 2018.

“Saudara-saudara twips, tolong gencarkan hastag #JanganSuriahkanIndonesia ya! Semoga Indonesia tetap aman, ummat Islam semoga tetap bersatu, jangan mau diadu domba atas nama apapun!!! Jangan sampai nanti kita menyesal setelah negri kita berantakan #JanganSuriahkanIndonesia,” demikian tulis beliau.

Baca juga: Begini Sejarah GP Ansor: ANO dulu, Ansor Kemudian

Sampai pagi ini twit tersebut mendapatkan 466 komentar, 4.300 retweet, dan 4.800 like. Bahkan meski sudah turun dari trending list banyak warganet yang masih menggunakan tagar tersebut di akhir kicauannya.

Sejumlah tokoh turut menggemakan tagar #JanganSuriahkanIndonesia itu. Di antaranya musisi Addie MS dan penulis Haidar Bagir.

Begitu pula tokoh-tokoh muda NU seperti Ulil Abshar Abdalla dan Syafiq Hasyim. Jaringan Gusdurian dan akun-akun yang berafiliasi dengan NU juga tak ketinggalan.

Dalam akunnya Habib Abubakar (@abubakarsegaf) mengingatkan pentingnya perdamaian di Indonesia. Terutama di kalangan umat Islam. Beliau juga menyerukan agar semua pihak menghindari hoax, fitnah, dan adu domba.

Sehari setelah tagar #JanganSuriahkanIndonesia menjadi perbincangan Habib Abubakar kembali menulis di Twitter. Kali ini berupa klarifikasi bahwa tagar tersebut bukan merupakan propaganda kelompok tertentu. Beliau juga menegaskan bahwa kampanye tersebut tidak mengandung muatan politis.

Baca juga: NU dan Muhammadiyah Bersatu Tolak Ideologi Khilafah

Beliau sampaikan pula bahwa niat mengangkat tagar tersebut semata-mata demi keutuhan NKRI. Melalui persatuan dan ukhuwah antar berbagai elemen bangsa. Menurut beliau urusan politik terlalu murah jika diraih dengan mengorbankan persatuan.

“Terlalu mahal persatuan ini kita pertaruhkan hanya untuk pemilu yang cuma 5 th sekali. Sadarlah, ada skenario besar utk mengadu domba kita, dg menggunakan simbol2 Agama #JanganSuriahkanIndonesia,” demikian tegas beliau.

Tagar #JanganSuriahkanIndonesia merupakan wujud kepedulian warga Nahdhiyyin terhadap negaranya. Dari twit-twit Habib Abubakar dan warganet yang lain, istilah ‘Suriah’ agaknya digunakan dalam makna ‘hancur-lebur’. Seperti diketahui Suriah yang dulunya aman dan damai menjadi hancur berantakan karena hilangnya persatuan.

Sejumlah pemerhati politik melihat ada pihak-pihak tertentu yang sengaja membuat negara itu berkecamuk. Entah karena motif ekonomi atau politik. Masyarakat Indonesia diminta waspada dengan propaganda serupa yang mungkin disampaikan dengan memperalat simbol-simbol agama.

 

*Sumber foto: http://chrisalexander.ca/policy/end-the-genocide-in-syria-now