Kehadiran Prof.Dr. Taufiq Ramadhan Al Buthi ke Indonesia, sudah keempat kalinya. Selasa malam (25 Februari 2019), ulama penting dan Dekan Fakultas Syariah Universitas Damaskus ini tiba di Indonesia.

Beliau kembali hadir sebagai salah satu narasumber forum seminar di Musyawarah Nasional Alim Ulama dan Konferensi Besar NU 2019. Munas dan Konbes NU ini dibuka oleh Presiden Joko Widodo pada Rabu (26/02/2019) di Pondok Pesantren Miftahul Huda, Al-Azhar, Citangkolo, Banjar, Jawa Barat.

Dr. Taufiq menjadi bagian dari agenda yang penting dalam seminar kebangsaan. Banyak hikmah mendalam yang bisa kita ambil dari putra Syaikh Muhammad Sa’id Ramadhan Al-Buthi asy-Syafi’i, yang mati syahid terbunuh dalam aksi bom bunuh diri yang terjadi di Mesjid al-Iman Damaskus Syiria (21 Maret 2013). Aksi biadab itu terjadi ketika beliau sedang melakukan pengajian rutin malam Jumat di dalam Mesjid tersebut.

Kita tidak akan pernah bosan mendengarkan wejangan dan pelajaran sangat berharga dari  Syaikh Dr Taufiq, sebagai saksi mata dan ulama yang berada di tengah-tengah panasnya konflik Suriah. Melalui Syaik Dr. Taufiq, kita akan menemukan banyak hal pelajaran dan hikmah pentingnya menjaga persatuan. Kita akan belajar agar stabilitas keamanan Indonesia tetap terjaga dan tidak terpecah belah seperti yang telah terjadi di Suriah.

Ulama Damaskus yang kerap mengenakan peci hitam khas Nusantara ini banyak memuji keadaan Indonesia yang terjaga kedamaiannya. Di hadapan peserta Munas dan warga NU, ia menegaskan bahwa Indonesia adalah taman surga. “Indonesia kuat karena persatuannya. Persatuan terwujud karena tekadnya. Indonesia adalah taman surga, maka jangan engkau bakar keindahannya,” lanjut Syaikh al-Buthi memuji kerukunan, kedamaian dan keindahan Indonesia.

Beliau berpesan, ada tiga hal yang perlu diperhatikan dalam menjaga negara ini: ilmu, tazkiyatun nafs (penyucian jiwa), dan kewaspadaan.

Khusus forum kajian konflik Suriah, panita Munas mendatangkan Dr. Taufiq Ramadhan Al-Buthi, sebagai Ketua Persatuan Ulama Suriah untuk mengisi forum seminar. Acara seminar kebangsaan ini  digelar setelah acara pembukaan Munas dan Konbes NU 2019, Rabu (27/2) malam disampaikan dalam bahasa Arab.

Nampak kehadiran Dr. Taufiq ini disambut hangat oleh Ketua PBNU Said Aqil Siraj, Pengurus Pusat Ikatan Alumni Syam Indonesia (ALSYAMI), dan peserta Munas, serta warga NU. Ulama internasional lain hadir Syekh Musthafa Zahran dari Mesir, yang pada forum seminar berbeda menegaskan bahwa Hizbut Tahrir merupakan organisasi politik.