JAKARTA – Bencana di Palu dan Donggala menyayat hati kita semua. Berbagai bantuan terus diupayakan untuk meringankan duka saudara kita disana, doa-doa terbaik terus dipanjatkan dari seluruh penjuru nusantara, agar Allah SWT berkenan memberikan kekuatan dan perlindungan kepada mereka saudara kita semua.

Namun meski di tengah suasana duka, bangsa Indonesia tidak boleh lengah. Terutama berkaitan dengan akan masuknya bantuan-bantuan asing. Terutama dari lembaga-lembaga yang punya rekam jejak kerjasama dengan kelompok-kelompok teroris, seperti Insan Hak ve Hurriyatferive Insani Tadim Vakfi (IHH). Demikian diingatkan oleh pengamat terorisme dan Timur Tengah, M. Najih Arromadloni.

Najih yang juga alumni Suriah ini menyatakan, IHH mempunyai peran dalam menyuplai ‘bahan bakar’ konflik Suriah sehingga menjadi berkepanjangan. Dan tidak dipungkiri ada banyak LSM internasional atau lembaga sosial yang membawa misi politik asing, berkedok kemanusiaan. Ditambah dengan bukti bahwa IHH pernah dikomandoi oleh Mahdi al-Harrati, tokoh milisi yang berhasil menjatuhkan Libya pada instabilitas hingga saat ini. Mahdi al-Harrati pula yang menggiring 5000 pasukannya ke Suriah pasca Libya.

Karena itu, Najih menambahkan, masuknya IHH perlu diwaspadai betul oleh pemerintah dan masyarakat Indonesia. Jangan sampai, alih-alih mendapatkan bantuan kemanusiaan, kita justru dibawa menuju jurang kehancuran. Apalagi kita tahu bahwa lokasi bencana di Palu, dekat dengan titik panas di Poso. Maka dipakainya momentum bencana untuk menyuplai logistik kelompok teroris jaringan mereka, dengan kedok kemanusiaan, bukan sesuatu yang tidak mungkin!