Presiden Jokowi hadir (27/2/2019) membuka Musyawarah Nasional Alim Ulama dan Konferensi Besar Nahdlatul Ulama 2019 di Ponpes Miftahul Huda Al Azhar, Citalongko, Kota Banjar, Jawa Barat. Menjaga persatuan dan kesatuan menjadi pesan penting dan pengingat dari Presiden Jokowi kepada masyarakat.

“Saya titip, jangan sampai karena urusan paling bawah pemilihan bupati/wali kota, pemilihan gubernur, pemilihan presiden, kita tidak merasa sebagai saudara sebangsa setanah air. Hati-hati, jika sudah ada rasa seperti itu,” ujar Jokowi.

Presiden Jokowi mengajak semua masyarakat untuk menjaga ukhuwah Islamiyah, ukhuwah watoniah. “Sesuai tema Munas Alim Ulama dan Konbes menjaga ukhuwah wathaniah kita,” tandasnya.

Jokowi juga mengucapkan banyak terima kasih dan mengapresiasi kepada Nahdlatul Ulama yang sangat besar kontribusinya dalam perjuangan, menjaga, dan merawat negara besar kita Indonesia yang kita cintai bersama.

Sebelumnya dalam pidato pembukaan, Ketua PBNU, Said Aqil Shiroj menyampaikan dasar tema yang diusung dalam Munas Alim Ulama dan Konbes NU itu tentang memperkuat ukhuwah wathoniah (persaudaraan sesama anak bangsa) untuk kedaulatan rakyat.

Said Aqil Shiroj juga menyampaikan dukungan seutuhnya antara Vatikan dan Al Azhar yang dituangkan dalam Dokumen Persaudaraan Kemanusiaan “Human Fraternity Document”. “Dokumen tersebut ditanda tangani oleh Paus Fransiskus dan Imam Besar Al-Azhar, Syeikh Ahmed Al Tayeb pada 4 Februari 2019 di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab,” ujar Said Agil.

Dukungan pada “Human Fraternity Document” didasarkan pada konsepsi persaudaraan yang dianut NU, yakni persaudaraan antarsesama Muslim (ukhuwah Islamiyah), persaudaraan sebangsa dan setanah air (ukhuwah wathaniyah), dan persaudaraan sesama anak manusia (ukhuwah basariyah).

Konsepsi persaudaraan yang telah lama diperjuangkan dan diimplementasikan Nahdlatul Ulama sekurang-kurangnya terhitung sejak 35 tahun lalu,” tegas Said Agil. Tentang tiga konsepsi persaudaraan ini, PBNU telah mengeluarkan deklarasi tersebut pad 1984. Jadi human fraternity document adalah bagian dari konsepsi persaudaraan tersebut.

PBNU meyakini, tiga konsepsi persaudaraan itu, dapat memberikan sumbangan bagi upaya untuk, pertama, menghentikan permusuhan antara Muslim dengan non Muslim. Kedua, menerima negara bangsa dan menolak konsepsi khilafah. Ketiga, menerima konstitusi dan tidak mempertentangkan dengan syariah dan terakhir, yakni mewujudkan perdamaian dunia.

Selain itu tema penting lain yang akan dibahas dalam Munas seperti hasil pesta demokrasi yang harus berdasarkan pada kemaslahatan dan sejahtera rakyat, isu pengelolaan sampah plastik, perdagangan bebas, revolusi 4.0, dan lainnya.

Hadir dalam pembukaan Munas NU jajaran Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, Menteri Agama H Lukman Hakim Saifuddin,  Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indra Parawangsa, Yenny Wahid, dan warga NU dari daerah. Munas dan konbes diisi berbagai rangkaian kegiatan diskusi, expo, pasar rakyat, istighosah, pengelolaan sampah plastik, dan diskusi kebangsaan akan digelar hingga 1 Maret.

Khusus kajian konflik Suriah, panita mendatangkan Dr. Taufiq Ramadhan Al-Buthi, seorang ulama besar dan akademisi dari Universitas Damaskus dihadirkan sebagai narasumber.

Dr. Taufiq merupakan putra Al-Syahid Al-Syekh Romadhon Al-Buthi ulama Damaskus yang terkena ledakan bom bunuh diri dalam sebuah pengajian di dalam Mesjid al-Iman Damaskus Syiria (21 Maret 2013). Dalam forum seminar, warga NU “mengaji” bersama agar stabilitas keamanan Indonesia dan semangat persatuan tetap terjaga .

Foto: Instagram @teraskiaisaid